![]() |
Kantor SKH Radar Pat Petulai di Jalan Jend. Sudirman No. 14 Curup Selatan. |
Bagaimana tidak mengejutkan? Meskipun selama ini (mungkin) berjalan dengan terseok-seok, tanpa ada kabar sebelumnya, tiba-tiba di pagi hari awak RPP membaca pengumuman di medianya sendiri, bahwa per 28 April 2019 merupakan edisi terakhir Harian RPP. Seperti mimpi, antara percaya dan tidak, bahwa itulah kenyataan yang harus diterima. Iya, sebagai karyawan hanya bisa menerima, apapun keputusannya.
Sabtu pagi, seluruh awak RPP berkumpul. Tak banyak kata, tak banyak bicara, hanya tampak wajah-wajah murung, dirundung duka. Bukan soal hilangnya satu pekerjaan, tapi jauh lebih dari itu. Yakni, kebersamaan. Harian RPP bukan hanya sekedar perusahaan tempat bernaung menggantungkan hidup. Tapi sudah menjadi keluarga besar, seperti rumah kedua tempat berbagi suka dan duka. Baik itu sebagai karyawan atau pun mantan karyawan. Contohnya, banyak mantan karyawan/wartawan RPP yang saat ini sudah menjadi PNS, Komisioner KPU, politisi, dan sebagainya tetap mejalin komunikasi yang baik dengan RPP.
Tutupnya anak pertama RB Media Grup ini cukup mengejutkan banyak pihak, termasuk seluruh masyarakat Rejang Lebong, bahkan Provinsi Bengkulu. Banyak yang bertanya-tanya, mengapa koran lokal ini bisa tutup. Banyak pula yang menyayangkan dan berharap RPP bisa kembali hidup. Hingga detik ini pun, masih banyak telepon atau WA yang hendak memastikan tentang kabar duka ini. Tapi, keputusan sudah diambil, koran RPP sudah "dikubur".
![]() |
Foto bersama setelah pelaksanaan Fun Bike bekerja sama dengan ISSI RL dan Kodim 0409/RL |
Namun, lagi-lagi apa yang pernah dilakukan tersebut hanya menjadi catatan sejarah sepanjang perjalanan Harian RPP. Kini, Surat Kabar Harian lokal pertama di Rejang Lebong ini hanya menjadi cerita, bahwa dulu pernah ada koran lokal yang sudah berkontribusi 10 tahun lebih di kabupaten tertua di Provinsi Bengkulu ini.
Kepada seluruh mantan karyawan/wartawan Harian RPP, berbanggalah kalian pernah menjadi bagian dari sejarah ini, hingga di titik penghabisannya. Yakinlah, Tuhan Yang Maha Esa sudah mengatur hidup umatnya. Matinya Harian RPP, bukan berarti matinya karya-karya besar kalian. Tetap semangat dan teruslah berkarya. Bravo!
(Mantan) Redaktur Harian RPP
Iman Kurniawan
Sempat berulang kali membaca kiriman mang Aya berpamitan di grup. Sungguh tak percaya. Semoga kawan kawan tetap senantiasa bersemangat
ReplyDeleteSeluruh wartawan/karyawan jugo seakan ndak percaya. karena baru tau pagi harinya, setelah baca pengumuman. Sebelumnya, karyawan tidak pernah dipanggil, diajak rapat, dikomunikasikan.. Tau-tau sudah tutup.
ReplyDeleteSampai sekarang masih tidak percaya, kak. Semoga ada jalan lain yang disiapkan Tuhan untuk rekan-rekan di Radar Pat Petulai
ReplyDelete